8 Juni 2007
Dear all,
Saya ingin menyambung masukan dari Togap dan Susi soal mencari beasiswa. Kebetulan saya kenal Susi karena kita berdua terpilih untuk beasiswa IATSS forum di Jepang tapi saya mengundurkan diri karena mendapat beasiswa NOHA ke Belanda dan Irlandia. Ada beberapa hal yang menurut saya harus diperhatikan dalam mencari beasiswa
1. Cari info sebanyak-banyaknya
Karena rotasi beasiswa itu hanya setahun sekali, setiap beasiswa harus dipersiapkan dengan matang. Baca detail persyaratannya apakah kita memenuhi syarat, pikirkan cocok tidak dengan latar belakang pendidikan dan bidang yang kita tuju karena banyak beasiswa spesifik, harus ambil bidang tertentu. Minta petunjuk orang yang pernah mendapat beasiswa itu. Saya banyak terbantu waktu mendaftar Ausaid, yang merupakan beasiswa internasional yang saya terima pertama kali, karena kebetulan kedua kakak saya pernah dapat, jadi banyak dapat 'bocoran' mengenai cara mengisi form, menjalin hubungan dengan uni, IELTS, pertanyaan saat wawancara dst. selidiki kebiasaan dan budaya pemberi beasiswa. Pengalaman saya sebagai mentor di milis ini, saya banyak mengoreksi letter of intent. Dalam budaya Indonesia kita terbiasa menulis surat yang muter2 kemana-mana baru terakhir bicara maunya apa, sedangkan di barat biasanya mereka mau surat yang terstruktur, singkat dan padat.
2. Lengkapi dokumen dan bermodal
Banyak beasiswa membutuhkan modal yang lumayan. NEC misalnya mengharuskan kita resmi mendapatkan acceptance letter dari uni yang dituju sebelum mendaftar. Kebanyakan meminta international TOEFL atau IELTS, banyak uni di Amerika tidak menerima IELTS dst yang total bisa menghabiskan jutaan. Prinsip saya, dokumen2 itu seperti kail, kalau mau dapat ikan besar mesti pakai kail besar yang harganya mahal, jadi ya mesti siap rugi dulu. Untuk memperkecil 'kerugian', biasanya saya mendaftar beasiswa dalam jumlah banyak. Banyak beasiswa juga parsial atau terkadang berkendala. Ketika saya ambil beasiswa NOHA, beasiswa itu baru turun pada bulan ketiga saya di Eropa, jadi 3 bulan pertama saya sukses menguras tabungan plus bayar tiket.
3. Percaya diri dan tidak frustrasi
Saya berprinsip, kalau saya tidak pernah mencoba saya tidak akan pernah tau saya bisa atau tidak, jadi setiap ada kesempatan dan peluang, saya coba, terkadang hanya untuk menguji saya bisa atau tidak. Beberapa beasiswa yang saya terima (terutama dua yang terakhir dari Ford dan EU), saya sama sekali tidak mengira saya akan dapat. Kalau gagal juga jangan frustrasi, harus coba lagi tahun berikutnya dan pelajari kegagalan tahun kemarin. Saya dulu juga pertama kali daftar Ausaid tidak berhasil. Strategi saya untuk mengurangi tingkat frustrasi ditolak beasiswa itu adalah dengan mendaftar beberapa beasiswa sekaligus, jadi kalau satu tidak dapat, masih berpegang pada yang
lain. Rasa percaya diri ini akan sangat dinilai waktu wawancara, karena biasanya wawancara itu untuk melihat kesiapan calon mahasiswa. Sejauh mana dia tau apa yang akan dia pelajari dan hadapi di negeri orang, visi dan misi dia ke depan, bagaimana dia akan mengimplementasi hasil studinya dst.
4. Aktif, kreatif dan inisiatif
Mencari beasiswa mesti banyak meluangkan waktu untuk browsing di internet, cari info dst, mencari tau prosedur, deadline dst. Persiapkan yang matang dan terjadwal, kapan mesti minta surat rekomendasi dan minta kepada siapa, kapan harus memasukkan dokumen dst. Mesti siap2 menghadapi kendala, misalnya kalau atasan tidak mengijinkan, bagaimana mengantisipasinya dst.
Anggiet Ariefianto
anggieta at gmail.com
Minggu, 15 Juni 2008
Anggiet Ariefianto: Beberapa Kiat Mencari Beasiswa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar