27 Januari 2008
Bismillaahirrohmanirrohiim
Alhamdulillaahirrobbil alamin
Terima kasih atas berbagai informasi yang dihadirkan di Milist ini yang selama ini banyak menjaga semangat ikhtiar menggapai Beasiswa Luarnegeri.
Setelah hampir 5 tahun bergabung dengan milist ini akhirnya beasiswa PhD luar negeri Alloh ridloi untuk saya. Setelah hampir 5 tahun saya banyak membaca testimoni dan tips2 temen2 pemenang beasiswa yang mampu menyalakan kembali semangat ikhtiar saya. Banyak informasi peluang2 beasiswa yang moderator/teman2 sampaikan yang bagi saya seringkali "untouchable" but at least mampu membuka wawasan saya bahwa masih buanyak rizqi beasiswa Alloh yang menanti untuk dijemput.
Alhamdulillaahirrobbi'alamiin...ternyata akhirnya Alloh berkenan menganugerahkan Beasiswa "Australian Leadership Awards" untuk PhD saya di Australia tahun 2008 ini.
Alhamdulillaahirrobbil'alamiin...saya yakinkan buat teman-teman yang masih dalam proses menjalani takdir menjemput rizqi beasiswa: "Keep Praying and Keep Trying!!! ... Huznudzonlah (berprasangka baiklah) selalu terhadap takdir Alloh, Alloh Maha Pandai dalam merancang tahapan takdir Beasiswa kita". Jika saja Alloh tidak menjaga semangat mimpi beasiswa PhD luar negeri ini, mungkin saya sudah putus asa dan beralih berorientasi bekerja mencari uang saja di Indonesia.
Hanya 2 Hal yang dibutuhkan untuk terus percaya ada peluang beasiswa bagi kita: KESEHATAN & UMUR, jika kita masih sehat dan jika Umur kita masih memenuhi syarat beasiswa maka tidak ada kata "Gagal " dalam ikhtiar kita yang ada hanyalah "Belum Saatnya".
Jalan takdir beasiswa PhD luar negeri saya ternyata tidak sederhana karena Alloh Maha Tahu saya bukanlah orang pinter seperti kebanyakan teman-teman penerima beasiswa:
- Saya hanyalah seorang sarjana Jurusan yang "kurang laku" dengan IPK 2,85 dengan TOEFL saat lulus S1 sekitar 450-an. Saya membutuhkan lebih 3x bergabung dengan Lembaga Bahasa English hanya untuk meningkatkan score TOEFL saya dari 450 menjadi 480..dari 480 menjadi 500..dari 500 menjadi 525..dari 525 menjadi 540...dan akhirnya menjadi 560.
- Saya membutuhkan waktu lebih dari 2 tahun untuk membungkus S1 saya dengan "kemasan" S2 dalam negeri yang lebih menarik dalam topik dan IPK hanya untuk bisa meningkatkan nilai jual saya.
- Dan jalan takdir yang lebih Tak Terduga adalah ternyata saya membutuhkan Takdir. Isteri saya memperoleh Beasiswa S2 ke luar negeri agar saya siap dan layak memperoleh beasiswa S3 luar negeri. Dibutuhkan 5 tahun ikhtiar mencari beasiswa S3 luar negeri bagi saya, dibutuhkan status dan takdir "Visiting Researcher" untuk mendidik saya agar layak memperoleh beasiswa S3, dibutuhkan takdir "Visiting Lecturer" untuk memaksa mental dan skill English saya agar berani berhadapan langsung dengan English environment, dan akhirnya dibutuhkan takdir "Research Assistant" di Arab Saudi agar saya bisa lebih tahu diri dan mensyukuri semua nikmat Alloh serta kesempatan memohon langsung di tempat2 yang Alloh janjikan lebih ma'bul untuk berdoa.
Sekedar memotivasi saya dan teman-teman...percayalah bisa jadi diluar sana (di Amerika, di Australia, di Jepang, di Eropa, di Arab Saudi,..) ADA jatah-jatah/takdir Beasiswa Kita yang menunggu untuk kita "jemput". Mereka hanya membutuhkan kita untuk menjemputnya, dengan terus dan terus berikhtiar fisik dan non-fisik. Ikhtiar fisik adalah memenuhi seluruh persyaratan Beasiswa (yang pasti membutuhkan banyak waktu, biaya dan kerja keras). Ikhtiar non-fisik adalah doa, sholat, shodaqoh, dan semua usaha kebaikan yang kita yakini akan semakin mempermudah mekanisme takdir fisik kita. Jika kita menyerah sekarang maka sampai matipun nanti kita tidak tahu apakah memang ada takdir beasiswa kita atau tidak...namun jika setidaknya anda telah mencoba ikhtiar maksimal..sekali lagi maksimal (5 tahun...10...atau mungkin 15 tahun..hingga umur sudah melewati syarat beasiswa) namun ternyata anda tidak memperoleh beasiswa juga, maka setidaknya kita seperti seseorang "penjemput" yang telah berikhtiar berangkat ke Terminal Bus dan mencari-cari teman kita yang bernama "Rizqi Beasiswa" disana, jika ternyata dia memang tidak ada setidaknya kita telah puas karena kita telah maksimal berusaha dan usaha kita itulah yang akan menjadi amal kita di dihadapan Alloh jika kita niati sebagai ibadah. Bukankah Alloh hanya menyuruh kita untuk BERUSAHA sedangkan hasilnya adalah 100% urusan Alloh.
Maka Luruskan Niat, Jaga Semangat, Penuhi semua mekanisme sebab akibat takdir beasiswa kita.
Sekedar berbagi pendapat saya tentang mekanisme takdir beberapa beasiswa silahkan membacanya di tonydwisusanto.wordpress.com.
Sekali lagi terima kasih kepada semua teman-teman dan moderator..insyaALLOH semua informasi yang teman2/moderator sampaikan adalah amal jariyah anda dihadapan Alloh. Mohon maaf jika ada kesalahan. InsyaAlloh saya akan tetap setia bergabung dengan mailing list beasiswa ini karena Alhamdulillaah saya masih punya mimpi untuk menggapai beasiswa Post Doctoral selesai PhD nanti :) ...amiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tony Pelita Hati
tonydwisusanto.wordpress.com
Minggu, 15 Juni 2008
Tony D. S.: Alhamdulillaah & Terimakasih for Keeping My Spirit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar